Usaha mikro dan kecil menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat krisis COVID-19. Hal ini terutama terjadi di Indonesia yang 99 persen usahanya adalah usaha mikro, kecil, dan menengah. Perempuan Indonesia memainkan peran penting dalam perekonomian sebagai pemilik dan manajer usaha mikro dan kecil. Untuk mengatasi efek pandemi, mereka memanfaatkan peluang yang ditawarkan digitalisasi. Semakin banyak usaha mikro dan kecil kini menggunakan platform digital, seperti Gojek, Grab dan lainnya, untuk mencari pelanggan, melakukan transaksi, dan mengirimkan produk. Penggunaan platform ini membantu usaha mikro dan kecil ini bertahan dan bahkan berkembang, tetapi tantangan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk mengetahuinya, UN Women bermitra dengan Pulse Lab Jakarta dan Gojek untuk menganalisis mahadata, data survei, dan data kualitatif.
Baca laporannya: Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi COVID-19: Sebuah Studi Kasus Tentang Usaha Mikro dan Kecil Milik Perempuan di Indonesia
Masukkan karakteristik usaha Anda pada tabel di bawah untuk melihat bagaimana usaha-usaha mikro dan kecil di Indonesia berusaha bertahan dalam masa ini.
Masukkan informasi mengenai usaha Anda
1 tahun
tahun
tahun
DAMPAK PANDEMI BAGI USAHA SEPERTI USAHA ANDA
BEBERAPA PERSPEKTIF
75.3%
9.7%
31.3%
23.7%
1.6%
Perempuan
ebagai operator tunggal dari usaha makanan yang saya miliki, saya mengelola setiap aspeknya, mulai dari mencari pasokan, produksi, penjualan, dan pemasaran. Saya melakukan semua ini sambil melaksanakan tanggung jawab rumah tangga, seperti mengasuh anak.
Biasanya, saya fokus ke produksi karena saya punya keterampilan memasak. Apabila saya tidak melakukannya, tidak akan ada usaha. Suami saya atau anggota keluarga lain mungkin membantu saya dengan cara lain, dan seringkali, saya berkonsultasi dengan suami saya sebelum membuat keputusan besar. Tapi pada akhirnya, sayalah yang paling bertanggung jawab dalam membuat keputusan akhir.
Menggunakan platform digital membantu saya dalam memperluas jaringan pelanggan. Namun, yang paling berharga adalah bagaimana platform digital membantu saya meluncurkan usaha tanpa modal besar, sehingga tidak membebani keluarga saya.
Pandemi memukul usaha-usaha seperti yang saya miliki, terutama usaha yang terletak jauh dari pusat kota. Saya mencoba mengatasinya dengan memenuhi keinginan pelanggan saya di platform digital - misalnya, saya telah menyesuaikan menu dan memperpanjang jam operasi saya. Saran dari suami dan anak tertua saya sangat membantu karena mereka lebih sadar akan tren usaha baru. Selain menjalankan usaha , tanggung jawab saya di rumah bertambah selama pandemi, karena anak bungsu saya selalu ada di rumah dan saya perlu mengawasinya belajar secara jarak jauh.
XX%
XX%
XX%
XX%
XX%
Laki-laki
Saya sekarang menjalankan usaha di sektor makanan, setelah sebelumnya memiliki pekerjaan formal. Saya adalah satu-satunya manajer pada usaha saya dan saya membuat semua keputusan operasional sehari-hari. Istri saya juga terlibat dalam proses tersebut, dengan fokus pada produksi, karena dia adalah juru masak yang lebih baik. Dengan bekerja sama, saya dapat lebih fokus pada pengelolaan hubungan pelanggan, pemasaran, dan membangun strategi untuk meningkatkan kinerja usaha saya.
Saya menggunakan platform digital karena dapat menghubungkan saya ke basis pelanggan yang lebih luas. Untuk memahami tren dan strategi makanan yang saat ini digunakan orang, saya sering melihat-lihat toko lain di platform dan di media sosial. Saya terkadang berkumpul dengan teman yang memiliki usaha serupa untuk mencari info tentang cara mempromosikan produk dan memperluas jaringan usaha.
Sejak pandemi, saya menerima lebih sedikit pesanan dari pelanggan. Saya telah mencoba menambahkan item baru ke menu sebagai bagian dari strategi mempertahankan usaha saya. Hasilnya, saya berhasil meningkatkan jumlah pesanan masuk. Meskipun pendapatan saya belum pulih sepenuhnya, saya optimis segalanya akan menjadi lebih baik.
belanja makanan, hiburan, pakaian
makan lebih sedikit atau meminta anggota keluarga
memangkas biaya komunikasi
memilih untuk tidak ke dokter saat diperlukan
sedikitnya satu anak harus berhenti dari sekolah